Pacarku, Pacar Sahabatku
Sudah satu jam berlalu semua
kegiatan salah satu kampus di Jakarta ini selesai. Dengan ditemani segelas jus alpukat dan sebungkus roti selai kacang,
Echa tetap setia menunggu Dhani yang tak kunjung menjeputnya. Dhani adalah
teman dekat Echa yang sejak SMA sudah menjalin hubungan istimewa dengan Echa.
“Hai cha! Kok masih disini aja? Dhani belum jemput ya?” sapa
Dira yang merupakan teman kampus Echa.
“Hai Dira, iya nih Dhani barusan telepon kalo dia ngga bisa
jemput. Vivi juga udah pulang duluan.” Jawab Echa dengan sedikit tersenyum.
“Oh gitu, gimana kalo kita ke mall aja, kita main-main game
gitu? daripada kamu disini bĂȘte sendirian.” Ajaknya pada Echa.
“Boleh juga, naik taksi aja ya?”
“Siip deh.”
Di dalam taksi, Echa banyak
bercerita kepada Dira tentang hubungannya dengan Dhani yang akhir-akhir ini
kurang baik. Ditambah lagi dengan Vivi yang mulai menutup diri dan menjauhinya.
Vivi dan Echa sebenarnya sudah bersahabat sejak SMP tetapi baru kali ini Vivi
tidak jujur kepada Echa.
Sesampainya di mall, Echa seperti
melihat dua orang yang sangat ia kenal. Diapun sampai menghentikan langkahnya
dan memikirkan siapa dua orang tersebut hingga dia terpisah dengan Dira.
“Echa, kamu ngapain disini? Aku bingung nyariin kamu.” Ujar
Dira dengan ketus.
“Barusan aku kayak lihat Dhani sama siapa gitu. Mereka lagi
jalan ke arah sana..” jawabnya dengan menunjuk sebuah toko pakaian di sebelah
kiri mereka.
“Kamu salah lihat mungkin, lagipula dari tadi kamu mikirin Dhani
terus kan. Mending sekarang kita makan, aku udah laper nih.”
Sepanjang Echa dan Dira berjalan
menuju restoran tempat mereka akan makan siang, terlihat sekali kalau Echa
sedang gelisah memikirkan orang yang dia lihat tadi. Sewaktu mereka makan juga
Echa hanya diam, melamun dan mengurak-ari makanan yang ada didepannya. “Dir,
aku ke toilet bentar ya?” Dira menjawabnya hanya dengan mengangguk sembari
mengunyah makanannya.
Sehabis dari toilet,Echa tak
sengaja menabrak seseorang hingga handphone putih berkamera miliknya terjatuh
dari genggamannya. Betapa terkejutnya Echa setelah melihat Dhani bergandengan
tangan dengan wanita yang tak pernah ia duga. Wanita tersebut adalah Vivi
sahabat yang ia kenal sejak SMP.
“Dhani! Vivi! Kenapa kalian ada disini? Berduaan lagi? Pantes
ya dhan kalau kamu ngga bisa jemput aku, kan kamu lagi sama vivi. Kalian
jahat.” Ujar Echa.
“Cha, maafin aku, aku bisa jelasin semua ini.” Sahut vivi
yang kaget melihat Echa.
“Udahlah. Aku Cuma mau ucapin selamat buat kalian.”
Echa pergi meninggalkan mereka
berdua dengan berlinangan air mata. Dira sangat tahu bagaimana perasaan Echa
sekarang, dikhianati oleh sahabat sendiri itu sangat sakit. Beberapa hari
setelah kejadian itu, Dira mendengar kabar kalau Echa sakit hingga dia absen
pergi ke kampus. Vivi yang mengetahui kabar tersebut langsung mendatangi Dira
dan meminta Dira untuk mengantarkannya ke rumah Echa. Dira pun langsung
menerima ajakan Vivi, karena menurut Dira, mungkin Vivi merasa bersalah dan
ingin memperbaiki hubungannya dengan Echa.
Echa yang terbaring lemah di atas
kasur bersprei bunga mawar putih itu perlahan menjawab salam Dira dan Vivi.
Awalnya mereka saling diam dan tak ada yang mau mengawali pembicaraan. Vivipun
memberi Dira isyarat untuk meninggalkan mereka berdua di dalam kamar dan Dira yang
mengetahuinya langsung pergi ke ruang tamu rumah Echa.
“Hai cha, gimana kabar kamu? Udah baikan belum?” Tanya vivi
dengan sedikit canggung.
“Hai juga vi, udah mendingan sih daripada kemarin. Kamu
ngapain ke sini?”
“Aku kesini selain mau jengukin kamu, aku juga mau minta maaf
sekaligus jelasin ke kamu tentang hubungan aku sama Dhani.”.. “Jadi gini,
sebenarnya aku sudah suka sama Dhani sebelum kamu kasih tahu aku kalau kamu
juga suka sama Dhani. Tapi, baru sebulan ini aja aku pacaran sama Dhani. Maafin
aku ya cha??” jelas vivi kepada Echa.
“Aku udah maafin kamu sama Dhani kok, dan kalau kamu mau
lanjutin hubungan kamu sama Dhani juga silahkan. Aku udah lupain Dhani dan aku
juga ngerasa kalau aku ngga pantes sama Dhani. J”
“Jadi kamu udah ngga marah sama aku, makasih ya cha kamu
emang sahabat aku yang paling baik.” Sahut vivi dengan memeluk Echa.
Persahabatan mereka yang indah
seperti dulupun kembali. Vivi dan Dhani tetap melanjutkan hubungan mereka.
Selain itu, Echa juga sudah menemukan pengganti Dhani yang tentunya lebih baik
daripada Dhani.