Sebelum kalian baca cerpen ini, aku mau kasih tau kalo ini cerpen fiksi, cuma khayalan aku aja. selamat membaca :)
Tentang Kita
Detik demi detik berlalu sia-sia
seakan menunjukkan waktu yang semakin larut. Derasnya tetes air hujan semakin
membasahi kaca jendela kamarku. Secangkir teh hangat dengan tambahan roti isi
sosis keju dan sedikit saus mampu menemani diriku di sunyinya malam.
“Andi mana yah? Udah 2 hari dia ngga ada kabar.
Handphone-nya mati lagi. Hmm” gumamku dalam hati.
Andi adalah teman laki-lakiku yang
sudah lima bulan ini menjalin hubungan dekat denganku. Namun, akhir-akhir ini
aku sedang bertengkar dengan dia dan sejak dua hari yang lalu dia tak ada
kabar.
Tiba-tiba saja handphone ku
berdering yang menunujukkan bahwa ada telepon masuk ke handphone ku. Kring,,Kring,,Kring. Dengan segera aku
mengangkat telpon tersebut dan berpikir kalau telpon tersebut dari Andi.
“Halo Andi! Kamu kemana aja sih, aku kangen tau sama kamu.”
Ujarku cepat setelah mengangkat telpon tersebut.
“Maaf Fan, ini aku Ratih. Hmm, kamu bisa ke taman sebelah
utara komplek rumahnya Andi ngga?” Sahut Ratih, salah sati teman sekelasku.
“Oh Ratih, emangnya ada apa sih rat? Kok kayaknya penting
banget.” Tanya ku dengan penasaran.
“Disini aku lihat Andi lagi berduaan sama cewek.” Jawab
ratih.
“Ahh masak, Andi ngga kayak gitu tau.” Jawabku dengan
sedikit marah.
“Udah deh kamu buktiin aja kesini kalo kamu ngga percaya.”
Sahut Ratih yang mencoba untuk meyakinkanku.
Aku pun langsung menutup telpon
dari Ratih dan bergegas menuju taman yang dimaksud Ratih. “Masa sih Andi kaya
gitu. Ratih pasti salah lihat. Andi ngga mungkin khianatin aku.” Pikirku dalam
hati yang mencoba untuk meyakinkan ku kalau Andi tidak bersalah. Aku
mempercepat kayuhan sepedaku dan berharap kalau yang dikatakan Ratih salah.
Ketika aku sampai di taman yang
dimaksud Ratih, aku terdiam dan mencari-cari dimana Andi. Betapa terkejutnya
aku ketika dibelakangku aku melihat Andi sedang berpelukan dengan seorang gadis.
“Andi! Ternyata bener ya yang diomongin sama Ratih. Aku ngga
nyangka kamu setega ini sama aku. Aku mau sekarang kita putus!” Kataku spontan
setelah melihat Andi dengan wanita tersebut.
Aku langsung pergi meninggalkan
Andi dan mendengar Andi memanggil-manggil namaku. Suara Andi itu lama- kelamaan
mulai hilang dari pendengaranku. Aku terus mengayuh sepedaku dengan berlinangan
air mata dan rasa tak percaya kalau Andi setega itu kepadaku.
Sesampainya dirumah Andi terus
menelpon ku dan mengirimkan pesan singkat untukku. Aku tak mengindahkan itu
semua dan tetap menangis diatas kasur bersprei biru yang ada dikamarku. Pikiran
ku terus terbayang-bayang wajah Andi dan wanita tadi dan bertanya-tanya
“Mengapa Andi setega itu padaku?”.
Tiga hari setelah kejadian malam
itu aku sudah bisa menerima dan berusaha tegar menghadapinya. Hingga disaat aku
pulang sekolah tiba-tiba handphone ku bergetar menunjukkan ada sebuah pesan
singkat masuk ke handphone ku. Drrttt..Drrrttt..
.Dengan segera ku membuka sekaligus membacanya. Ternyata itu dari Ratih.
“Fani, kamu aku tunggu sekarang juga di CafĂ© Tropis deket sekolah. Buruan ya,
aku tunggu.” Pesan dari ratih untukku. “Ada apa ya? Tumben banget Ratih
ngajakin ketemuan disana.” Tanyaku dalam hati.
“Fani!!” kudengar suara seseorang
dari sebelah kiriku memanggilku. Akupun menoleh dan melihat Ratih melambaikan
tangan kearahku. “Ratih sama siapa ya? Kayaknya yang cowo aku kenal” gumamku
dan segera menghampiri Ratih.
“Hai akhirnya kamu dateng juga. Aku tinggal ya, kamu duduk
aja dulu.” Ucap Ratih dengan memberikan senyum manisnya.
Aku tetap berdiri dan merasa
bingung dengan apa yang dimaksud Ratih. Saat aku mengalihkan pandangan kulihat
orang yang sangat kukenal. Ternyata itu…
“Andi!, kok kamu ada disini? Ini juga siapa?”
ujarku setelah melihat didepanku ada Andi dengan seorang wanita yang ada di
taman malam itu.
“Hai Fani, aku mau minta maaf dan ngenalin kamu sama
seseorang.” Ucap Andi dengan menunjuk wanita disampingnya.
“Fani, kenalin ini aku Irma. Cewek yang kamu lihat lagi
pelukan sama Andi di taman. Aku ini kakaknya Andi yang baru seminggu ini pulang
ke Surabaya, selama ini aku kuliah di Bandung.”
Jelas wanita itu.
“Hah, kakaknya Andi? tapi Andi ngga pernah cerita kalau dia
punya kakak perempuan.” Jawabku bingung.
“Emang aku ngga pernah ngasih tahu kamu kalau aku punya
kakak perempuan, kan kamu ngga pernah nanyain. :D” jawab Andi dengan sedikit
tertawa.
“Jadi aku cuma salah paham. Maafin aku ya ndi.” ucapku dengan sedikit
malu.
“Iya aku maafin kok. Kamu mau kan jadi pacar aku lagi??”
Tanya Andi dengan menggenggam tanganku.
“ Iya aku mau ”
jawabku untuk pertanyaan Andi.
Akhirnya aku dan Andi melanjutkan
hubungan kami lagi setelah sempat terputus hanya karena salah paham. Kami pun
berjanji untuk saling terbuka dan jujur satu sama lain. Yang terpenting adalah
kami harus saling percaya dalam menjalin suatu hubungan.