Jumat, 22 November 2013

One Direction - Story of My Life Lyrics

Written in these walls are the stories that I can't explain
I leave my heart open but it stays right here empty for days
She told me in the morning she don't feel the same about us in her bones
It seems to me that when I die these words will be written on my stone

And I'll be gone gone tonight
The ground beneath my feet is open wide
The way that I been holding on too tight
With nothing in between

The story of my life I take her home
I drive all night to keep her warm and time...
Is frozen (The story of, The story of)

The story of my live I give her hope
I spend her love until she's broke inside
The story of my life (the story of, the story of)

Written on these walls are the colours that I can't change
Leave my heart open but but it stays right here in its cage
I know that in the morning now, I'll see us in the light upon a hill
Although I am broken my heart is untamed still

And I'll be gone gone tonight
The fire beneath my feet is burning bright
The way that I been holdin' on so tight
With nothing in between

The story of my life I take her home
I drive all night to keep her warm and time...
Is frozen (the story of, the story of)

The story of my live I give her hope
I spend her love until she's broke inside
The story of my life (the story of, the story of)

And I been waiting for this time to come around
But baby running after you is like chasing the clouds

The story of my life I take her home
I drive all night to keep her warm and time...
Is frozen

The story of my live I give her hope (give her hope)
I spend her love until she's broke inside (until she's broke inside)
The story of my life (the story of, the story of)
The story of my life
The story of my life (the story of, the story of)

The story of my life



Selasa, 11 Juni 2013

Cerpen

Sebelum kalian baca cerpen ini, aku mau kasih tau kalo ini cerpen fiksi, cuma khayalan aku aja. selamat membaca :)

Tentang Kita

Detik demi detik berlalu sia-sia seakan menunjukkan waktu yang semakin larut. Derasnya tetes air hujan semakin membasahi kaca jendela kamarku. Secangkir teh hangat dengan tambahan roti isi sosis keju dan sedikit saus mampu menemani diriku di sunyinya malam.
“Andi mana yah? Udah 2 hari dia ngga ada kabar. Handphone-nya mati lagi. Hmm” gumamku dalam hati.
Andi adalah teman laki-lakiku yang sudah lima bulan ini menjalin hubungan dekat denganku. Namun, akhir-akhir ini aku sedang bertengkar dengan dia dan sejak dua hari yang lalu dia tak ada kabar.
Tiba-tiba saja handphone ku berdering yang menunujukkan bahwa ada telepon masuk ke handphone ku. Kring,,Kring,,Kring. Dengan segera aku mengangkat telpon tersebut dan berpikir kalau telpon tersebut dari Andi.
“Halo Andi! Kamu kemana aja sih, aku kangen tau sama kamu.” Ujarku cepat setelah mengangkat telpon tersebut.
“Maaf Fan, ini aku Ratih. Hmm, kamu bisa ke taman sebelah utara komplek rumahnya Andi ngga?” Sahut Ratih, salah sati teman sekelasku.
“Oh Ratih, emangnya ada apa sih rat? Kok kayaknya penting banget.” Tanya ku dengan penasaran.
“Disini aku lihat Andi lagi berduaan sama cewek.” Jawab ratih.
“Ahh masak, Andi ngga kayak gitu tau.” Jawabku dengan sedikit marah.
“Udah deh kamu buktiin aja kesini kalo kamu ngga percaya.” Sahut Ratih yang mencoba untuk meyakinkanku.
Aku pun langsung menutup telpon dari Ratih dan bergegas menuju taman yang dimaksud Ratih. “Masa sih Andi kaya gitu. Ratih pasti salah lihat. Andi ngga mungkin khianatin aku.” Pikirku dalam hati yang mencoba untuk meyakinkan ku kalau Andi tidak bersalah. Aku mempercepat kayuhan sepedaku dan berharap kalau yang dikatakan Ratih salah.
Ketika aku sampai di taman yang dimaksud Ratih, aku terdiam dan mencari-cari dimana Andi. Betapa terkejutnya aku ketika dibelakangku aku melihat Andi sedang berpelukan dengan seorang gadis.
“Andi! Ternyata bener ya yang diomongin sama Ratih. Aku ngga nyangka kamu setega ini sama aku. Aku mau sekarang kita putus!” Kataku spontan setelah melihat Andi dengan wanita tersebut.
Aku langsung pergi meninggalkan Andi dan mendengar Andi memanggil-manggil namaku. Suara Andi itu lama- kelamaan mulai hilang dari pendengaranku. Aku terus mengayuh sepedaku dengan berlinangan air mata dan rasa tak percaya kalau Andi setega itu kepadaku.
Sesampainya dirumah Andi terus menelpon ku dan mengirimkan pesan singkat untukku. Aku tak mengindahkan itu semua dan tetap menangis diatas kasur bersprei biru yang ada dikamarku. Pikiran ku terus terbayang-bayang wajah Andi dan wanita tadi dan bertanya-tanya “Mengapa Andi setega itu padaku?”.
Tiga hari setelah kejadian malam itu aku sudah bisa menerima dan berusaha tegar menghadapinya. Hingga disaat aku pulang sekolah tiba-tiba handphone ku bergetar menunjukkan ada sebuah pesan singkat masuk ke handphone ku. Drrttt..Drrrttt.. .Dengan segera ku membuka sekaligus membacanya. Ternyata itu dari Ratih. “Fani, kamu aku tunggu sekarang juga di CafĂ© Tropis deket sekolah. Buruan ya, aku tunggu.” Pesan dari ratih untukku. “Ada apa ya? Tumben banget Ratih ngajakin ketemuan disana.” Tanyaku dalam hati.
“Fani!!” kudengar suara seseorang dari sebelah kiriku memanggilku. Akupun menoleh dan melihat Ratih melambaikan tangan kearahku. “Ratih sama siapa ya? Kayaknya yang cowo aku kenal” gumamku dan segera menghampiri Ratih.
“Hai akhirnya kamu dateng juga. Aku tinggal ya, kamu duduk aja dulu.” Ucap Ratih dengan memberikan senyum manisnya.
Aku tetap berdiri dan merasa bingung dengan apa yang dimaksud Ratih. Saat aku mengalihkan pandangan kulihat orang yang sangat kukenal. Ternyata itu…
 “Andi!, kok kamu ada disini? Ini juga siapa?” ujarku setelah melihat didepanku ada Andi dengan seorang wanita yang ada di taman malam itu.
“Hai Fani, aku mau minta maaf dan ngenalin kamu sama seseorang.” Ucap Andi dengan menunjuk wanita disampingnya.
“Fani, kenalin ini aku Irma. Cewek yang kamu lihat lagi pelukan sama Andi di taman. Aku ini kakaknya Andi yang baru seminggu ini pulang ke Surabaya, selama ini aku kuliah di Bandung.”  Jelas wanita itu.
“Hah, kakaknya Andi? tapi Andi ngga pernah cerita kalau dia punya kakak perempuan.” Jawabku bingung.
“Emang aku ngga pernah ngasih tahu kamu kalau aku punya kakak perempuan, kan kamu ngga pernah nanyain. :D” jawab Andi dengan sedikit tertawa.
“Jadi aku cuma salah paham. Maafin aku ya ndi.” ucapku dengan sedikit malu.
“Iya aku maafin kok. Kamu mau kan jadi pacar aku lagi??” Tanya Andi dengan menggenggam tanganku.
“ Iya aku mau ” jawabku untuk pertanyaan Andi.
Akhirnya aku dan Andi melanjutkan hubungan kami lagi setelah sempat terputus hanya karena salah paham. Kami pun berjanji untuk saling terbuka dan jujur satu sama lain. Yang terpenting adalah kami harus saling percaya dalam menjalin suatu hubungan.

Senin, 10 Juni 2013

About Me

HELLO!!! don't bored of seeing my blog, because now I wanna tell you about my idol. My idol is ONE DIRECTION and Mikha Angelo :) You know them?? Ok, I'll give you some information about them.

One Direction itu grup penyanyi dari Inggris, mereka juga juara 3 dari X-Factor UK. One Direction punya 5 personel, yaitu Niall Horan, Louis Tomlinson, Harry Styles, Zayn Malik dan Liam Payne. Mereka masih punya dua album, yang pertama itu Up All Night nah yang kedua itu Take Me Home. Sebuatan untuk fans One Direction itu Directioner. Udahlah yah, sekarang aku bakal kasih beberapa foto tentang mereka. Let's go!! haha


Niall Horan

Harry Styles
Liam Payne
Zayn Malik
Louis Tomlinson
One Direction
Ini idola aku yang kedua, dia itu Mikha Angelo. Kalian tahu Mikha kan?? Mikha itu Top 4 X-Factor Indonesia 2013. Mikha umurnya masih 16 tahun loh dan di umur 16 tahun ini dia udah kuliah semester 1 di SSR Jakarta. Mikha juga punya band yang dibentuk bareng kakak-kakaknya, namanya The Overtunes. Mikha baru rilis single pertama dia judulnya "Soulmate" di album finalis X-Factor Indonesia. Mikha ngasih sebutan buat nama fansnya itu Djimba.


Reuben Nathaniel, Mada Emmanuelle, Mikha Angelo
 Mikha Angelo
 Mikha
So, are you a Directioner or Djimba??? haha

Minggu, 17 Februari 2013

Lirik Adele - Don't You Remember?

When will I see you again?
You left with no goodbye, not a single word was said
No final kiss to seal anything
I had no idea of the state we were in
I no I have a fickle heart and bitterness
And a wandering eye and a heaviness in my head
But don't you remember,
Don't you remember?
The reason you loved me, before
Baby please remember me once more
When was the last time you though of me?
Or have you completely erased me from your memories?
I often think about where I went wrong
The more I do, the less I know
But I know I have fickle heart and bitterness
And a wandering eyeand heaviness in my head
But don't you remember, don't you remeber?
The reason you loved me before
Baby please remember me once more
oohhh
I gave you space so you could breathe
I kept my distance so you would be free
I hope that you find the missing piece
To bring you back to me
Why don't you remember? Don't you remember?
The reason you loved me before
Baby please remember me once more
When will I see you again?

Rabu, 13 Februari 2013

Cerpen

Pacarku, Pacar Sahabatku

Sudah satu jam berlalu semua kegiatan salah satu kampus di Jakarta ini selesai. Dengan ditemani segelas  jus alpukat dan sebungkus roti selai kacang, Echa tetap setia menunggu Dhani yang tak kunjung menjeputnya. Dhani adalah teman dekat Echa yang sejak SMA sudah menjalin hubungan istimewa dengan Echa.
“Hai cha! Kok masih disini aja? Dhani belum jemput ya?” sapa Dira yang merupakan teman kampus Echa.
“Hai Dira, iya nih Dhani barusan telepon kalo dia ngga bisa jemput. Vivi juga udah pulang duluan.” Jawab Echa dengan sedikit tersenyum.
“Oh gitu, gimana kalo kita ke mall aja, kita main-main game gitu? daripada kamu disini bĂȘte sendirian.” Ajaknya pada Echa.
“Boleh juga, naik taksi aja ya?”
“Siip deh.”
Di dalam taksi, Echa banyak bercerita kepada Dira tentang hubungannya dengan Dhani yang akhir-akhir ini kurang baik. Ditambah lagi dengan Vivi yang mulai menutup diri dan menjauhinya. Vivi dan Echa sebenarnya sudah bersahabat sejak SMP tetapi baru kali ini Vivi tidak jujur kepada Echa.
Sesampainya di mall, Echa seperti melihat dua orang yang sangat ia kenal. Diapun sampai menghentikan langkahnya dan memikirkan siapa dua orang tersebut hingga dia terpisah dengan Dira.
“Echa, kamu ngapain disini? Aku bingung nyariin kamu.” Ujar Dira dengan ketus.
“Barusan aku kayak lihat Dhani sama siapa gitu. Mereka lagi jalan ke arah sana..” jawabnya dengan menunjuk sebuah toko pakaian di sebelah kiri mereka.
“Kamu salah lihat mungkin, lagipula dari tadi kamu mikirin Dhani terus kan. Mending sekarang kita makan, aku udah laper nih.”
Sepanjang Echa dan Dira berjalan menuju restoran tempat mereka akan makan siang, terlihat sekali kalau Echa sedang gelisah memikirkan orang yang dia lihat tadi. Sewaktu mereka makan juga Echa hanya diam, melamun dan mengurak-ari makanan yang ada didepannya. “Dir, aku ke toilet bentar ya?” Dira menjawabnya hanya dengan mengangguk sembari mengunyah makanannya.


Sehabis dari toilet,Echa tak sengaja menabrak seseorang hingga handphone putih berkamera miliknya terjatuh dari genggamannya. Betapa terkejutnya Echa setelah melihat Dhani bergandengan tangan dengan wanita yang tak pernah ia duga. Wanita tersebut adalah Vivi sahabat yang ia kenal sejak SMP.
“Dhani! Vivi! Kenapa kalian ada disini? Berduaan lagi? Pantes ya dhan kalau kamu ngga bisa jemput aku, kan kamu lagi sama vivi. Kalian jahat.” Ujar Echa.
“Cha, maafin aku, aku bisa jelasin semua ini.” Sahut vivi yang kaget melihat Echa.
“Udahlah. Aku Cuma mau ucapin selamat buat kalian.”
Echa pergi meninggalkan mereka berdua dengan berlinangan air mata. Dira sangat tahu bagaimana perasaan Echa sekarang, dikhianati oleh sahabat sendiri itu sangat sakit. Beberapa hari setelah kejadian itu, Dira mendengar kabar kalau Echa sakit hingga dia absen pergi ke kampus. Vivi yang mengetahui kabar tersebut langsung mendatangi Dira dan meminta Dira untuk mengantarkannya ke rumah Echa. Dira pun langsung menerima ajakan Vivi, karena menurut Dira, mungkin Vivi merasa bersalah dan ingin memperbaiki hubungannya dengan Echa.
Echa yang terbaring lemah di atas kasur bersprei bunga mawar putih itu perlahan menjawab salam Dira dan Vivi. Awalnya mereka saling diam dan tak ada yang mau mengawali pembicaraan. Vivipun memberi Dira isyarat untuk meninggalkan mereka berdua di dalam kamar dan Dira yang mengetahuinya langsung pergi ke ruang tamu rumah Echa.
“Hai cha, gimana kabar kamu? Udah baikan belum?” Tanya vivi dengan sedikit canggung.
“Hai juga vi, udah mendingan sih daripada kemarin. Kamu ngapain ke sini?”
“Aku kesini selain mau jengukin kamu, aku juga mau minta maaf sekaligus jelasin ke kamu tentang hubungan aku sama Dhani.”.. “Jadi gini, sebenarnya aku sudah suka sama Dhani sebelum kamu kasih tahu aku kalau kamu juga suka sama Dhani. Tapi, baru sebulan ini aja aku pacaran sama Dhani. Maafin aku ya cha??” jelas vivi kepada Echa.
“Aku udah maafin kamu sama Dhani kok, dan kalau kamu mau lanjutin hubungan kamu sama Dhani juga silahkan. Aku udah lupain Dhani dan aku juga ngerasa kalau aku ngga pantes sama Dhani. J
“Jadi kamu udah ngga marah sama aku, makasih ya cha kamu emang sahabat aku yang paling baik.” Sahut vivi dengan memeluk Echa.
Persahabatan mereka yang indah seperti dulupun kembali. Vivi dan Dhani tetap melanjutkan hubungan mereka. Selain itu, Echa juga sudah menemukan pengganti Dhani yang tentunya lebih baik daripada Dhani.